Notification

×

Iklan

Iklan

Terkesan Lecehkan Simbol Anoa, GMNI Sultra: Ali Mazi Harus Meminta Maaf kepada Masyarakat

Monday, 3 May 2021 | May 03, 2021 WIB Last Updated 2021-05-03T13:04:34Z
    Share

 

Foto : Muhamad Amang, Ketua DPD GMNI Sultra

KENDARI SULTRA, NEWSKRITIS.COM - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesisa (GMNI) Sulawesi Tenggara (Sultra) sangat menyayangkan Statemen Gebernur Ali Mazi yang menyatakan bahwa Simbol Anoa sebagai Lambang daerah Sultra terkesan Saling Tanduk seperti yang dilangsir oleh salah satu media lokal di Sultra.

 

Ketua DPD GMNI Sultra, Muhamad Amang dalam keterangan presnya menyampaikan, ini sama seperti bila Gubernur Ali Mazi menjadi seorang Presiden maka sama artinya ia melecehkan Burung Garuda sebagai Lambang Negara Indonesia.

 

“Sebagai kepala daerah, statement seperti ini sangat tidak etis. Kenapa tidak? Simbol atau lambang daerah itu tentu punya nilai historis dan filosofis yang terkandung didalamnya dan tidak lahir dan digunakan begitu saja sebagai simbol suatu daerah,” ujar Amang, sapaan akrapnya, Senin (3/5/2021).

 

Menurutnya, statement Gubernur ini sangat memukul hati nurani parah pejuang terdahulu yang memperjuangkan pemerkaran Sulawesi Tenggara. Dengan semangat kekuatan rakyat berjuang secara gotong royong untuk melahirkan suatu daerah otonom baru.

 

Lanjut kata Amang, kiranya sangat tidak etis gubernur Ali Mazi dengan entengnya tanpa beban mencap simbol anoa sebagai ciri khas sultra dimaknai dengan hal yang tidak etis. Karya parah pendahulu mestinya dihormati dan dijaga bukan malah justru terkesan dihina seperti itu.

 

“Kalaupun Pemprov ada wacana untuk mengganti simbol/lambang daerah, maka sekiranya juga tidak harus mempelintir isi dan makna yang terkandung yang didalamnya. Mestinya dihormati dan dijaga bukan malah justru dihina seperti itu,” imbuhnya.

 

Seharusnya yang dipikirkan Pemprov bersama Lembaga Legislative, lanjut Amang agar kiranya Pemprov memikirkan bagaimana menjaga dan melindungi Anoa secara khusus sebagai Satwa langka, karena ini merupakan simbol daerah dan ciri khas Sulawesi Tenggara.

 

Ia juga meminta kepada Ali Mazi sebagai pribadi maupun Gubernur Sultra agar meminta maaf atas hal yang dilakukannya dengan mengeluarkan stagment yang terkesan menghina Lambang Daerah Sultra.

 

“Untuk itu kami meminta kepada Gebernur Ali Mazi agar melakukan klarifikasi soal statement yang mengatakan Simbol Anoa terkesan saling tanduk dan meminta maaf secara terbuka kepada seluruh masyarakat Sultra,” pungkasnya.**

 

Laporan : Adhar.

Editor     : Adhar.