Notification

×

Iklan

Iklan

Warga dan Mahasiswa Dukung UNPAM Tangsel adakan Kebijakan Biaya Kuliah Murah

Wednesday, 17 March 2021 | March 17, 2021 WIB Last Updated 2021-03-17T10:12:31Z
    Share

 

Foto : Angga Syaripudin Yusup

Penulis : Angga Syaripudin Yusup, Mahasiswa Univesitas Pamulang (UNPAM) Kota Tangerang Selatan.


Pendidikan itu adalah hak setiap warga negara, hal itu sudah diamatkan dalam Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) alinea keempat. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah misi yang harusnya diemban setiap insan akademik di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Misi mencerdaskan kehidupan bangsa inilah yang seyogyanya menjadi misi bersama, cita-cita mulia yang bertujuan agar bangsa Indonesia tidak lagi dijajah, tidak lagi ditindas oleh bangsa lain.

 

Menanggapi isu yang beredar tentang ditolaknya kebijakan biaya kuliah murah Universitas Pamulang (UNPAM) oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTSI) wilayah IV-B/Banten membuat saya tergerak secara nurani. Sebagai mahasiswa UNPAM sekaligus warga Kota Tangerang Selatan, saya sebenarnya sangat mengapresiasi “langkah berani” UNPAM untuk membuat kebijakan yang memudahkan para calon mahasiswa dari kelas ekonomi bawah. Selama ini pendidikan di perguruan tinggi mendapat stereotype hanya dapat diakses oleh masyarakat ekonomi menengah atas, seharusnya pendidikan tidak boleh seperti itu, pendidikan harus bisa diakses oleh siapapun dari kelas ekonomi manapun.

 

Beberapa perguruan tinggi memang memiliki program beasiswa yang dapat diaktakan membantu masyarakat dari kelas ekonomi bawah, namun sayangnya terkadang syarat dan ketentuan dalam program besasiswa terkadang sulit terpenuhi. Beberapa hal yang mempersulit program beasiswa itu seperti keharusan mendapatkan skor tes bahasa asing yang tinggi. Sementara untuk mendapatkan skor bahasa asing seperti Bahasa Inggris memerlukan biaya yang tidak sedikit, belum lagi skor yang didapat belum tentu mencapai batas minimal. Itu artinya calon mahasiswa harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mendapatkan beasiswa yang belum tentu ia dapatkan.

 

Kehadiran UNPAM di Serang dengan penawaran uang kuliah murah seharusnya didukung oleh setiap pihak. Mengingat UNPAM juga pernah masuk dalam peringkat 55 universitas-universitas terbaik di Indonesia. Terlebih memang cita-cita pendiri UNPAM Drs. H. Darsono adalah mendirikan universitas yang pro-rakyat, universitas yang inklusif bagi masyarakat ekonomi lemah.

 

Dari tahun ke tahun juga populatitas UNPAM sebagai kampus populis semakin meningkat. Dilansir dari Okezone, Rektor UNPAM Dr. H. Dayat Hidayat, M. M mengatakan bahwa dahulu UNPAM adalah kampus yang kecil, namun perlahan menjadi besar karena kepercayaan masyarakat. Mendapat kepercayaan dari masyarakat juga diaktakan oleh Dayat bukan hal yang instan, melainkan butuh perjuangan. Sehingga jelas bahwa kualitas UNPAM sebenarnya telah teruji.

 

Bila memang setiap insan akademisi di Indonesia berkeinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, maka seharusnya langkah UNPAM diikuti dan didukung, bukannya diganjal atau dijegal agar gagal. Sudah seharusnya perguruan tinggi menjadi inklusif dan bermanfaat bagi rakyat banyak, tidak lagi menjadi menara gading yang tinggi menjulang tetapi lupa dengan keadaan rakyat di sekitarnya. Jika itu terjadi maka yang muncul adalah akademisi-akademisi yang angkuh dengan intelektualitas, bukan akademisi yang berjuang bersama rakyat banyak demi tercapatinya bangsa yang cerdas dan bermartabat.

 

Editor : Adhar.