Notification

×

Iklan

Iklan

Etika Komunikasi Dedddy Corbuzier

Thursday, 15 April 2021 | April 15, 2021 WIB Last Updated 2021-04-15T21:08:44Z
    Share

Foto: Tania Dwi Afifah, Mahasiswa Asal Samarinda


Penulis: Tania Dwi Afifah, Mahasiswa Asal Samarinda Seorang public figure dalam kesehariannya tidak lepas dari retorika dan gaya bicara. Public figure diharapkan memiliki etika komunikasi dalam tindak tuturnya untuk menjaga citra diri dan citra orang-orang terdekat. Salah satu produk globalisasi adalah keberadaan media sosial. Karena media sosial bersifat universal, maka siapa pun dapat mengakses dan menyebarkan informasi. Hal ini juga menyebabkan munculnya pro dan kontra. Apalagi dengan kebebasan berekspresi di media sosial, siapa pun dapat dengan bebas menyampaikan informasi dengan berkomentar, menuliskan status, dan menyebarluaskannya.

Peran publik figur di dunia maya tentunya perlu dilandasi kehati-hatian. Karena mereka akan dihadapkan pada komunitas global dengan beragam latar belakang yang berbeda-beda. Apalagi diskusi terkait isu-isu sensitif yang dibahas di media sosial dan dapat menimbulkan mispersepsi bagi masyarakat multikultural saat ini. Belum lagi kalangan yang hanya menerima pesan setengah-setengah tanpa mengetahui konteks sebenarnya.


Berdasarkan beberapa video di channelnya, Deddy Corbuzier dalam berkomunikasi baik sendiri maupun dengan mitranya menggunakan tutur yang lugas dan tanpa basa-basi. Deddy juga terkadang masih menggunakan tutur kata yang terkesan sopan, formal, dan positif. Terlihat bahwa Deddy juga menggunakan obrolan ringan dengan guyonan sopan santun yang positif untuk mengakrabkan diri dengan bintang tamunya. Orang yang mendengarkan ucapan Deddy tidak akan merasa tersinggung karena dia tahu Deddy adalah orang yang biasa bercanda.


Tapi, tak jarang juga Deddy berbicara dengan tegas dan seakan tak bisa dibantah. Ia selalu memberi kesan yang kuat akan apa yang ia kemukakan. Terkadang ia juga satire terhadap beberapa isu yang dirasa konyol dan ia kontra terhadapnya. Pernyataan Deddy yang kontroversial juga tidak lepas dari komentar netizen yang mengkritik etika komunikasi Deddy yang kadang terkesan kejam, kasar dan arogan.


Hal ini tentunya tak lepas dari latar belakang, pengalaman, pengetahuan, sikap dan kepercayaan umum, penerimaan diri, dan hal-hal baru yang merubah dan membentuk gaya komunikasi yang dimiliki oleh Deddy. Deddy sebagai seorang publik figur menganggap dirinya selalu benar. Apapun yang dilakukannya, ia tidak pernah ambil pusing tentang pendapat masyarakat terhadapnya. Bisa dilihat bahwa Deddy tetap terkenal walaupun tak banyak yang menyukainya sepenuhnya. Ia justru tetap terkenal karena hatersnya yang banyak sehingga ia sering diberitakan.


Sebagai publik figur, Deddy dituntut untuk terus berinovasi. Tentunya inovasi ini tidak hanya dilihat dari materi yang disajikan, melainkan efek yang sampai ke khalayak, baik atau buruknya efek tersebut. Khususnya dalam berkomunikasi di dunia maya, diperlukan sikap yang cermat dalam menyampaikan pesan agar tidak berdampak buruk pada jati diri yang dimiliki Deddy saat ini. Hal inilah yang menjadi salah satu tantangan para tokoh masyarakat dalam menghadapi khalayak dari berbagai kalangan di era teknologi saat ini. Tidak hanya public figure, peran kita juga sangat penting agar gerakan media sosial lebih bijak dan santun dalam menyikapi segala hal.


Editor : Adhar.