Notification

×

Iklan

Iklan

KRI Nanggala 402 Tenggelam, GMNI Sultra: Kapal Tua Harusnya Sudah Dimusemumkan

Monday, 26 April 2021 | April 26, 2021 WIB Last Updated 2021-04-27T08:13:59Z
    Share
fiman
Foto : Firman, Sekretaris DPD GMNI Sultra


BAUBAU SULTRA, NEWSKRITIS.COM
 - Kapal selam KRI Nanggala 402 yang dinyatakan hilang kontak pada Rabu, 21 April 2021 lalu akhirnya dinyatakan tenggelam oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dari berbagai pemberitaan berbagai media pada hari Sabtu, 24 April 2021.


Setelah berbagai upaya yang dilakukan, KRI Nanggala 402 akhirnya berhasil ditemukan. KRI Nanggala 402, kapal selam buatan Jerman itu ditemukan terpecah menjadi tiga bagian dan berada di dasar laut dengan kedalaman 838 meter.


Tenggelam KRI Nanggala 402 menjadi sorotan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sulawesi Tenggara (Sultra). Sorotan itu disampaikan oleh Firman, Sekretaris DPD GMNI Sultra. Ia mengatakan, harusnya Alutista yang sudah lebih dari 40 tahun yang ada di Indonesia telah berada dimuseum.


”Kalau sudah berumur lebih dari 40 tahunan harusnya Alutista di Indonesia sudah harus berada dimuseum dan tak layak dipakai lagi karena sudah menjadi barang yang sudah tua dan rentan mengalami kerusakan secara tiba-tiba,” kata Firman, Senin (26/4/2021).


Meskipun demikian, Lanjutnya, ia juga menyampaikan duka-citanya atas wafatnya seluruh Kru KRI Nanggala 402 sebagai pejuang NKRI mewakili pribadi dan Keluarga GMNI Se-Sultra.


“Saya mewakili Keluarga GMNI Se-Sultra mengucapkan turut berduka-cita atas wafatnya seluruh Kru KRI Nanggala 402, semoga mereka mendapat tempat terbaik disisi yang Maha Kuasa serta dedikasi dan pengapdian mereka untuk bangsa ini bisa inspirasi buat yang lainnya dalam hal berjuang untuk Indonesia,” ujar Firman.    


Sebelumnya, Angkatan Laut Indonesia memperkirakan kapal selam buatan Jerman, telah tenggelam dikedalaman 850 meter di bawah permukaan. Jarak tersebut diketahui melampaui kapasitas operasi maksimumnya atau kedalaman himpitan 500 meter.


Meski sudah diperkirakan tenggelam, pencarian akan terus dilakukan dengan dibantu oleh sejumlah negara lainnya seperti Australia, Singapura, hingga Amerika Serikat.


Menurut keterangan Angkatan Laut Indonesia, kapal bertenaga diesel yang dibuat tahun 1978 dan diluncurkan 10 September 1980 itu, kemungkinan mengalami pemadaman listrik sehingga pasokan oksigen hanya mampu bertahan selama tiga hari setelah dinyatakan hilang.**


Laporan : Adhar.

Editor     : Adhar.