Foto : Firman, Sekretaris DPD GMNI Sultra |
BAUBAU
SULTRA, NEWSKRITIS.COM - Kapal selam KRI Nanggala 402 yang dinyatakan hilang kontak pada Rabu,
21 April 2021 lalu akhirnya dinyatakan tenggelam oleh Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono dari berbagai pemberitaan
berbagai media pada hari Sabtu, 24 April 2021.
Setelah
berbagai upaya yang dilakukan, KRI Nanggala 402 akhirnya berhasil ditemukan. KRI
Nanggala 402, kapal selam buatan Jerman itu ditemukan terpecah menjadi tiga
bagian dan berada di dasar laut dengan kedalaman 838 meter.
Tenggelam
KRI Nanggala 402 menjadi sorotan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (GMNI) Sulawesi Tenggara (Sultra). Sorotan itu disampaikan
oleh Firman, Sekretaris DPD GMNI Sultra. Ia mengatakan, harusnya Alutista yang
sudah lebih dari 40 tahun yang ada di Indonesia telah berada dimuseum.
”Kalau sudah
berumur lebih dari 40 tahunan harusnya Alutista di Indonesia sudah harus berada
dimuseum dan tak layak dipakai lagi karena sudah menjadi barang yang sudah tua
dan rentan mengalami kerusakan secara tiba-tiba,” kata Firman, Senin (26/4/2021).
Meskipun demikian,
Lanjutnya, ia juga menyampaikan duka-citanya atas wafatnya seluruh Kru KRI
Nanggala 402 sebagai pejuang NKRI mewakili pribadi dan Keluarga GMNI Se-Sultra.
“Saya
mewakili Keluarga GMNI Se-Sultra mengucapkan turut berduka-cita atas wafatnya
seluruh Kru KRI Nanggala 402, semoga mereka mendapat tempat terbaik disisi yang
Maha Kuasa serta dedikasi dan pengapdian mereka untuk bangsa ini bisa inspirasi
buat yang lainnya dalam hal berjuang untuk Indonesia,” ujar Firman.
Sebelumnya, Angkatan Laut Indonesia memperkirakan kapal selam buatan
Jerman, telah tenggelam dikedalaman 850 meter di bawah permukaan. Jarak
tersebut diketahui melampaui kapasitas operasi maksimumnya atau kedalaman
himpitan 500 meter.
Meski sudah
diperkirakan tenggelam, pencarian akan terus dilakukan dengan dibantu oleh sejumlah
negara lainnya seperti Australia, Singapura, hingga Amerika Serikat.
Menurut
keterangan Angkatan Laut Indonesia, kapal bertenaga diesel yang
dibuat tahun 1978 dan diluncurkan 10 September 1980 itu, kemungkinan mengalami
pemadaman listrik sehingga pasokan oksigen hanya mampu bertahan selama tiga
hari setelah dinyatakan hilang.**
Laporan
: Adhar.
Editor : Adhar.